Kamis, 18 April 2013

Teknik Berbicara/ Berkomunikasi


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kemahiran berbicara merupakan salah satu jenis kemampuan berbahasa yang ingin dicapai dalam pengajaran bahasa modern termasuk bahasa indonesia. Berbicara merupakan sarana utama untuk membina saling pengertian, komunikasi timbal balik, dengan menggunakan bahasa sebagai medianya. Kegiatan berbicara didalam kelas bahasa mempunyai aspek komunikasi dua arah, yakni antara pembicara dengan pendengarnya secara timbal balik. Dengan demikian latihan berbicara harus terlebih dahulu didasari oleh :(1) kemampuan mendengarkan, (2) kemampuan mengucapkan, dan (3) penguasaan (relatif) kosa kata dan ungkapan yang memungkinkan siswa dapat mengkomunikasikan maksud atau fikirannya.Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa latihan berbicara ini merupakan kelanjutan dari latihan menyimak yang didalam kegiatannya juga terdapat latihan mengucapkan. Target yang hendak dicapai dalam hal ini adalah kemampuan dan kelancaran berbahasa lisan atau berbicara lisan ( berkomunikasi ) langsung sebagai fungsi utama bahasa, khususnya bahasa indonesia
B. Rumusan Masalah
a)      Pengertian teknik berbicara
b)      Prinsip-prinsip berbicara
c)      Berbicara dan pembelajaran
C.Tujuan
a)      Mengetahui dan memahami pengertian berbicara
b)      Mengetahui prinsif-prinsif berbicara
c)      Memahami menghayati berbicara dan pembelajarannya

BAB.II

A. TEKNIK BERBICARA DAN BERTANYA AKTIF
1. Pengertian Teknik Berbicara
Teknik berbicara efektif adalah berbicara secara menarik dan jelas sehingga dapat dimengerti dan mencapai tujuan yang diharapkan di dalam komunikasi. Teknik berbicara di dalam berkomunikasi harus menyesuaikan diri antara komunikator dan komunikan kepada pesan (message) yang dipercakapkan. Secara sederhana, teknik berbicara di dalam komunikasi secara aktif dan efektif adalah sebagai berikut :
  1. Memilih pokok persoalan untuk dibicarakan
  2. Berbicara diiringi dengan bantuan gerak gerik
  3. Menyesuaikan situasi dengan lawan bicara dengan baik
  4. Menghargai dan menghormati lawan bicara dengan baik
  5. Menanggapi setiap reaksi, saran, usul dari lawan bicara
2. Prinsip-prinsip Berbicara
a) Prinsip Berbicara Efektif
Berbicara efektif prinsipnya adalah berbahasa seperlunya dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Selain itu kita juga harus memperhatikan tata cara dan adat sopan santun yang berlaku di lingkungan masyarakat agar pembicaraannya dapat berjalan dan berlangsung dengan lancar. Agar dapat berbicara dengan efektif, kita perlu mengetahui prinsip-prinsipnya, diantaranya :
a)      Memberi kesempatan berbicara kepada lawan bicara
b)      Menatap bergantian secara sopan
c)      Berbicara secara jelas, mengerti dan jangan berbisik
d)     Menghayati pokok-pokok pembicaraan yang akan disampaikan
Berbicara efektif hendaknya mengemukakan ide-ide, pandangan-pandangan pemikiran tentang bahan pembicaraan yang akan dibicarakan dalam bentuk tujuan-tujuan.
b) Prinsip Motivasi
Prinsip motivasi merupakan prinsip memberi dorongan untuk membangkitkan minat bicara terhadap seseorang, kelompok, dan umum. Sedangkan prinsip motivasi yang efektif adalah berbicara secara efektif yang dapat membangkitkan minat para pendengar. Jika para pendengar berminat atau mendengarkan pembicaraan, maka pembicaraan tersebut akan mendatangkan respon yang baik secara umpan balik (feedback).
 Berbicara dengan prinsip motivasi adalah sebagai berikut :
1. Memberikan dorongan
Bicara dengan memberikan dorongan yaitu dengan cara mengutarakan pentingnya bahan yang akan dibicarakan.
2. Menokohkan
Menokohkan seseorang atau para pendengar menimbulkan rasa senang dan membesarkan hatinya.
3. Dorongan ingin mengetahui
Cara ini dipergunakan karena pada dasarnya setiap manusia itu selalu mempunyai dorongan ingin mengetahui baik yang menyangkut dirinya, maupun hal-hal lain.
c) Prinsip Perhatian
Prinsip perhatian adalah pemusatan pikiran pada suatu masalah atau objek tertentu. Agar para pendengar mau memperhatikan dengan baik, maka seorang pembicara harus mampu menarik perhatian, di antaranya :
1. Hal-hal yang aneh
Jika seorang pembicara dapat memberikan contoh-contoh yang aneh, amak pendengar akan terpukau perhatiannya dan timbul rasa ingin mendengarkan apa yang disampaikan pembicara.
2. Hal-hal yang lucu
Hal-hal lucu juga akan menarik perhatian. Untuk mendapatkan hal-hal yang lucu seseorang harus menuntun terlebih dahulu jalan pikiran pendengarnya.
3. Hal-hal yang mencolok (dominan)
Cara ini dapat digunakan untuk menarik perhatian pendengar, pokok pembicaraan yang penting pengucapannya harus dilambatkan atau dikeraskan.
4. Hal-hal yang sesuai dengan kebutuhan
Pendengar akan tertarik perhatiannya jika ada pembicaraan yang menyangkut kepentingannya dan kebutuhannya
B. Berbicara dan Pembelajarannya
 1 Konsep Berbicara
Dalam kegiatan belajar ini Anda akan mengkaji beberapa pokok permasalahan , yaitu pengertian berbicara, tujuan berbicara, jenis-jenis berbicara, teknik berbicara, dan factor-faktor keberhasilan berbicara.
Dengan demikian, setelah mempelajari Kegiatan Belajar 1 ini, Anda diharapkan dapat menjelaskan pengertian berbicara, menyebutkan tujuan berbicara, menyebutkan jenis-jenis berbicara, menjelaskan teknik berbicara, dan menjelaskan factor-faktor keberhasilan berbicara.
 2 Pengertian Berbicara
Banyak pakar memberikan batasan tentang berbicara, di antaranya Tarigan (1981:15) mengatakan bahwa berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan dan perasaan. Sejalan dengan Tarigan , Anton M. Moeliono dkk.(1988:114) mengatakan bahwa berbicara adalah berkata, bercakap, berbahasa, melahirkan pendapat dengan perkataan. Demikian juga Djago Tarigan (1998:34) mengatakan bahwa berbicara adalah keterampilan menyampaikan pesan melalui bahasa lisan. Dari tiga pendapat tersebut dapat dikatakan bahwa berbicara adalah kemampuan seseorang menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan dengan menggunakan bahasa lisan.
Berbicara bukan hanya sekadar pengucapan bunyi-bunyi atau kata-kata. Berbicara adalah suatu alat untuk mengomunikasikan gagasan-gagasan yang disusun serta dikembangkan sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan sang pendengar atau penyimak. Berbicara merupakan instrumen yang mengungkapkan kepada penyimak hampir-hampir secara langsung apakah sang pembicara memahami atau tidak baik bahan pembicaraannya maupun para penyimaknya; apakah dia bersikap tenang serta dapat menyesuaikan diri atau tidak, pada saat dia mengkomunikasikan gagasan-gagasannya; dan apakah dia waspada serta antusias atau tidak ( Mulgrave dalam Tarigan 1981:15).
Dipandang dari segi bahasa, menyimak dan berbicara dikategorikan sebagai keterampilan berbahasa lisan. Dari segi komunikasi, menyimak dan berbicara diklasifikasikan sebagai komunikasi lisan. Melalui berbicara orang menyampaikan informasi melalui ujaran kepada orang lain. Melalui menyimak orang menerima informasi dari orang lain. Kegiatan berbicara selalu diikuti kegiatan menyimak atau kegiatan menyimak pasti ada di dalam kegiatan berbicara. Dua-duanya fungsional bagi komunikasi lisan, dua-duanya tak terpisahkan. Ibarat mata uang, sisi muka ditempati kegiatan berbicara sedang sisi belakang ditempati kegiatan menyimak. Sebagaimana mata uang tidak akan laku bila kedua sisinya tidak terisi, maka komunikasi lisan pun tak akan berjalan bila kedua kegiatan tidak berlangsung saling melengkapi. Pembicara yang baik selalu berusaha agar penyimaknya mudah menangkap isi pembicaraannya
Keterampilan berbicara juga menunjang keterampilan menulis dan membaca. Bukankah berbicara pada hakikatnya sama dengan menulis, paling tidak dalam segi ekspresi atau produksi informasi? Hasil berbicara bila direkam dan disalin kembali sudah merupakan tulisan.dan ini sudah merupakan wujud keterampilan menulis. Penggunaan bahasa dalam berbicara banyak kesamaannya dengan penggunaan bahasa dalam teks bacaan. Apalagi organisasi pembicaraan kurang lebih sama dengan pengorganisasian isi bahan bacaan.
 3. Tujuan Berbicara
Menurut Tarigan (1998:49) tujuan pembicara biasanya dapat dibedakan atas lima golongan yakni:
1) Berbicara untuk Menghibur
Berbicara untuk menghibur para pendengar, pembicara menarik perhatian pendengar dengan berbagai cara, seperti humor, spontanitas, kisah-kisah jenaka, dan sebagainya. Menghibur adalah membuat orang tertawa dengan hal-hal yang dapat menyenangkan hati. Menciptakan suatu suasana keriangan dengan cara menggembirakan. Sasaran diarahkan kepada perisiwa-peristiwa kemanusiaan yang penuh kelucuan dan kegelian yang sederhana. Media yang sering dipakai dalam berbicara untuk menghibur adalah seni bercerita atau mendongeng ( the art of story-telling), lebih-lebih cerita yang lucu, jenaka, dan menggelikan. Pada saat pembicara atau si tukang dongeng beraksi, para partisipan dapat tertawa bersama-sama dengan penuh kegembiraan dan kekeluargaan atau persahabatan.
2) Berbicara untuk Menginformasikan
Berbicara untuk tujuan menginformasikan dilaksanakan kalau seseorang berkeinginan untuk :
1. menerangkan atau menjelaskan sesuatu proses;
2. memberi atau menanamkan pengetahuan;
3. menguraikan, menafsirkan, atau mengiterpretasikan sesuatu hal;
menjelaskan kaitan, hubungan, relasi antara benda,hal, atau peristiwa.
3) Berbicara untuk Menstimulasi
Berbicara untuk tujuan menstimulasi pendengar jauh lebih kompleks dari berbicara untuk menghibur atau berbicara untuk menginformasikan, sebab pembicara harus pintar merayu, mempengaruhi, atau meyakinkan pendengarnya. Ini dapat tercapai jika pembicara benar-benar mengetahui kemauan, minat, inspirasi, kebutuhan, dan cita-cita pendengarnya. Berdasarkan keadaan itulah pembicara membakar semangat dan emosi pendengarnya sehingga pada akhirnya pendengar tergerak untuk mengerjakan apa-apa yang dikehendaki pembicara.
4) Berbicara untuk Meyakinkan
Tujuan utama berbicara untuk meyakinkan ialah meyakinkan pendengarnya akan sesuatu. Melalui pembicaraan yang meyakinkan, sikap pendengar dapat diubah misalnya dari sikap menolak menjadi sikap menerima. Misalnya bila seseorang atau sekelompok orang tidak menyetujui suatu rencana, pendapat atau putusan orang lain, maka orang atau kelompok tersebut perlu diyakinkan bahwa sikap mereka tidak benar. Melalui pembicara yang terampil dan disertai dengan bukti ,fakta contoh, dan ilustrasi yang mengena, sikap itu dapat diubah dari tak setuju menjadi setuju.
5). Berbicara untuk Menggerakkan
Di dalam berbicara atau berpidato menggerakkan massa yaitu pendengar berbuat, bertindak, atau beraksi seperti yang dikehendaki pembicara merupakan kelanjutan, pertumbuhan, atau perkembangan berbicara untuk meyakinkan. Dalam berbicara untuk menggerakkan diperlukan pembicara yang berwibawa, panutan, atau tokoh idola masyarakat. Melalui kepintarannya berbicara, kelihatannya membakar emosi, kecakapan memanfaatkan situasi, ditambah penguasaannya terhadap ilmu – jiwa massa, pembicara dapat menggerakkan pendengarnya. Misalnya, bung Tomo dapat membakar semangat dan emosi para pemuda di Surabaya, sehingga mereka berani mati mempertahankan tanah air.
 4. Jenis-Jenis Berbicara
Dalam interaksi berbicara sehari-hari, sering kita memperhatikan; ada diskusi, ada percakapan, ada pidato menjelaskan, ada pidato menghibur, ada ceramah, ada bertelepon, dan sebagainya. Mungkin Anda bertanya dalam hati, mengapa ada berbagai jenis kegiatan berbicara seperti itu. Jawabannya ada lima landasan yang digunakan dalam mengklasifikasi berbicara, yakni:
1. tujuan,
2. situasi,
3. metode penyampaian,
4. jumlah pendengar, dan
5. peristiwa khusus.
Berdasarkan hal itu, maka berbicara dapat dilihat dari tiga aspek, yakni (1) fungsional, (2) memperhatikan jumlah pembicaranya, serta (3) konsep dasar berbicara, maka jenis-jenis berbicara dapat dilihat, sebagai berikut.
a. Berbicara berdasarkan tujuannya.
1. Berbicara memberitahukan, melaporkan dan menginformasikan
Berbicara termasuk bagian ini untuk bertujuan memberitahukan, melaporkan dan menginformasikan dilakukan jika seseorang menjelaskan sesuatu proses, menguraikan, menafsirkan sesuatu, menyebarkan dan menamkan sesuatu, dan sebagainya.
2. Bicara membujuk, mengajak, meyakinkan
Yang termasuk dalam hal ini, jika pembicara berusaha membangkitkan inspirasi, kemauan atau meminta pendengarnya melakukan sesuatu. Misalnya, guru membangkitkan semangat dan gairah belajar siswanya melalui nasihat-nasihat. Dalam kegiatan yang masuk bagian ini si pembicara harus pintar merayu, mempengaruhi dan meyakinkan pendengarnya. Oleh karena itu, ada sebagian pandangan yang mengatakan orang pintar merayu, memiliki talenta dan retorika yang memikat. Orang-orang yang pintar merayu dan meyakinkan bisa membuat sikap pendengar dapat diubah, dari menolak menjadi menerima. Bukti, fakta atau contoh yang tepat yang disodorkan dalam pembicaraan akan membuat pendengar menjadi yakin.
3. Bicara menghibur
Bicara untuk menghibut memerlukan kemampuan menarik perhatian pendengar. Suasana pembicaraan bersifat santai dan penuh canda. Humor dan segar, baik dalam gerak, cara bicara dan menggunakan kalimat memikat pendengar. Berbicara menghibur biasanya dilakukan pelawak dalam suatu pentas. Pada waktu dahulu para pendongeng adalah orang-orang yang pintar berbicara menghibur melalui cerita yang disampaikannya.
b. Berbicara berdasarkan situasinya
1. Berbicara formal
Dalam situasi formal, pembicara dituntut harus bicara formal.
Misalnya, ceramah, wawancara, mengajar untuk para guru.
2. Berbicara informal
Dalam situasi formal, pembicara dituntut harus bicara informal.
Misalnya, bersenda gurau, bertelepon
c. Berbicara berdasarkan cara penyampaiannya
1. Berbicara mendadak (spontan)
Berbicara mendadak terjadi jika seseorang tanpa direncanakan
Sebelumnya harus berbicara di depan umum.
2. Berbicara berdasarkan catatan
Dalam berbicara seperti ini, pembicara menggunakan catatan kecil pada
kartu-kartu yang telah disiapkan sebelumnya dan telah menguasai materi
pembicaraan sebelum tampil di muka umum
3. Berbicara berdasakan hafalan
Pembicara menyiapkan dengan cermat dan menulis dengan lengkap
bahan pembicaraannya. Kemudian dihafalkannya kata demi kata,
kalimat demi kalimat, dan seterusnya.
4. Berbicara berdasarkan naskah
Pembicara telah mempersiapkan naskah pembicaan secara tertulis dan
dibacakan pada saat berbicara.
d. Berbicara berdasarkan jumlah pendengarnya
1. Berbicara antarpribadi (bicara empat mata)
2. Berbicara dalam kelompok kecil ( 3 – 5 orang)
3. Berbicara dalam kelompok besar (massa). Berbicara seperti ini terjadi apabila
menghadapi kelompok besar dengan jumlah pendengar yang besar,
seperti pada rapat umum, kampanye, dan sebagainya.
e. Berbicara berdasarkan Peristiwa Khusus
1. Pidato Presentasi
2. Pidato Penyambutan
3. Pidato Perpisahan
4. Pidato Jamuan (makan malam)
5. Pidato Perkenalan
6. Pidato Nominasi (mengunggulkan)

BAB III
PENUTUP
A. SIMPULAN
Berbicara merupakan suatu keterampilan dalam menyampaikan pesan melalui bahasa lisan sebagai aktivitas untuk menyampaikan atau mengkomunikasikan gagasan.
Berbicara bertujuan untuk berkomunikasi, selain itu berbicara juga bertujuan untuk memberikan dorongan, stimulasi, meyakinkan, bertindak, menginformasikan, dan menghibur.
Macam berbicara sangat beragam, tergantung dasar apa yang digunakan untuk membedakannya. Berbicara dapat dibedakan menjadi: persuasif (mendorong, meyakinkan, bertindak), instruktif (memberitahukan), dan rekreatif (menyenangkan). Sedangkan pendapat lain dibedakan menurut situasi, tujuan, metode, jumlah penyimak, dan peristiwa khusus.

DAFTAR PUSTAKA
http://www.makalahdanskripsi.blogspot.com/
http://www.id.shvoong.com/

Teknik Membaca


KATA PENGANTAR

    Segala puji bagi Allah swt. serta salam selalu kami panjatkan kepada nabi Muhammad saw. karena berkat rahmat dan karunianya kami dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini membahas lebih dalam mengenai bagaimana cara membaca cepat khususnya dalam penerapan teknik membaca skimming dan scanning .
    Tidak dapat dipungkiri lagi membaca merupakan kegiatan yang berperanpenting dalam kehidupan sehari-hari untuk memperoleh infomasi. Sering kali orang hanya membaca saja dan tidak dapat mengambil suatu kesimpulan dengan cepat isi bacaan terkadang pula pembaca tidak begitu tahu tentang ide pokok bacaannya. Dalam makalah ini kami berusaha memaparkan kepada pembaca agar lebih mudah dalam menemukan ide pokok bacaan serta mempermudah dan mempercepat mencari suatu informasi.
    Untuk mempermudah kita dalam membaca khususnya untuk memperoleh informasi secara cepat dan akurat dapat dilakukan dengan teknik membaca cepat yakni teknik membaca skimming dan scanning yang dijelaskan dalam makalah ini yang berkaitan dengan langkah-langkahnya.  Selain itu makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah membaca. Semoga makalah ini dapat bermanfaat sebagaimana mestinya.  Kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan guna memperbaiki makalah ini.








BAB 1
PENDAHULUAN
1.Latar Belakang
   Tidak setiap kata yang tercetak dalam sebuah buku itu harus dibaca, dan tidaksemua detailbuku harus dipelajari. Apa yang tercetak belum tentu benar dan belum tentu berharga untuk dibaca. Penting atau tidaknya apa yang tercetak bagi kita ditentukan oleh pertimbangan ini:
Apakah informasi dan gagasan yang ada itu penting dan relevan untuk kita? Apakah sesuaidengan tujuan kita membaca?
Memang, adakalanya sebuah buku harus kita baca secara keseluruhan, misalnya buku pegangan utama yang harus kita pelajari secara mendalam dan kita sendiribelum banyak mengetahui perihal yang dibahas di buku itu. Sementara untuk buku yang lain, suatu bagianadakalanya perlu kita baca lebih dari satu kali secara mendalam, kita sesuaikan dengan kebutuhan kita. Akan tetapi, ada bagian lain yang harus kita lompati saja, karena tak akan ada gunanya kita baca. Jurus membaca yang sangat ampuh untuk mengatur kecepatan kita dalam membaca dan sangat efektif memberikan hasil yang maksimal ada dua yaitu, skimming dan  scaning
2.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, dapat ditentukan rumusan masalah sebagai berikut:
1.Apa yang dimaksud membaca dengan cara skimming?
2.Apa yang dimaksud membaca dengan cara scanning?
3.Tujuan dan Manfaat
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Membaca kelas A dan diharapkan dengan tersusunnya makalah ini, pembaca dapat memahami bagiamana cara membaca dengan  tekhnik skimming dan  tekhnik scanning

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian SKIMMING
  Yang  dimaksud  dengan  skimming  adalah  tindakan  mengambil intisari atau  saripati  dari  suatu  hal. Karena itu, Skimming  bacaan  bearti  mencari  hal-hal  yang  penting  dar i  bacaan itu, yaitu  ide  pokok  dan  detail  penting  yang dalam hal  ini  tidak  selalu di permukaan (awal) tetapi  terkadang di tengah atau  di dasar (bagian akhir).
    Skimming  adalah  membaca  secara  garis  besar (sekilas) untuk mendapatkan  gambaran umum  isi buku. Setelah  itu kita  melacak  informasi yang  ingin  kita  ketahui  secara  mendalam. Untuk  memperlancar  proses skimming  maka  lakukanlah  terlebih dahulu  membaca  daftar isi, kata  pengantar, pendahuluan, judu l atau  sub judul, serta  kesimpulan.  Dari bagian-bagian  buku  ini  minimal  kita bisa  menafsirkan  apa  inti dari isi buku yang akan kita baca  tersebut. Banyak  yang  mengartikan  skimming  adalah  sekadar  menyapu  halaman, sedangkan  pengertian  yang  sebenarnya  adalah  suatu  keterampilan  membaca yang  diatur  secara  sistematis  untuk  mendapatkan   hasil  yang  efisien, untuk  berbagai  tujuan, seperti hal  berikut :
-Untuk  mengenal  topic bacaan.
-Untuk  mengetahui  pendapat orang (opini)
-Untuk  mendapat  bagian  penting  yang  kita perlu tanpa  membaca  seluruhnya
-Untuk  mengetahui  organisasi  penulis , urutan  ide  pokok  dan  cara  semua itu disusun  dalam  kesatuan pikiran   dan  mencar i  hubungan  antar  bagian  bacaan itu.
-Untuk  penyegaran   apa yang  pernah dibaca, misalnya dalam  mempersiapkan ujian  atau   sebelum  menyampaikan  ceramah.
Teknik  ini biasanya  dilakukan  ketika kita  mencari sesuatu  yang  khusus  dalam teks. Sebagai  gambaran  teknik  ini  bisa di ilustrasikan  seperti  kita  mencari arti kata dalam  kamus, atau  mencari  nomor  telpon dalam  buku  telpon  skimming adalah  mencari  hal-hal  penting  dari  bacaaan. Fungsi  skimming adalah:
-Untuk  mengenali topik bacaan
-Untuk  mengetahui pendapat/opini orang
-Untuk  mendapatkan  bagian  penting  yang  kita  butuhkan
-Untuk  mengetahui  organisasi  penulisan, urutan ide pokok, dan  cara  berpikir penulis.
-Untuk  penyegaran  apa  yang  pernah   dibaca.
Langkah-langkah skimming :
Baca  judul, sub  judul dan sub  heading  untuk  mencari  tahu  apa  yang  dibicarakan  teks  tersebut.
Perhatikan  ilustrasi (gambar/foto) agar  Anda  mendapatkan  informasi  lebih  jauh  tentang topik tersebut.
-Baca awal dan  akhir  kalimat setiap paragraf
-Jangan  membaca  kata per kata.
-Biarkan  mata  Anda  melakukan  skimming  kulit luar  sebuah  teks.
-Carilah  kata  kunci  atau keyword-nya
-Lanjutkan dengan berpikir  mengenai  arti  teks  tersebut
GERAK MATA DALAM SKIMMING
Mata  bergerak di baris-baris pertama  yang  mengandung  ide  pokok  dari paragraf, kemudian  melompat (skipping) dan berhenti (fixate) dibeberapa  fakta, detail  tertentu  yang  penting  dan   menunjang ide  pokok. Detail  penting  dapat ditunjukan  oleh  tipografi, atau tanda-tanda rincian. Apa bila kita  membaca  suatu topic  yang  menjadi  perhatian kita, detail dan ide pokok itu seperti dengan sendirinya menjadi  perhatian  kita dan mudah  mengenalinya.
Scanning  adalah  membaca  suatu  informasi  dimana bacaan  tersebut dibaca  secara  loncat-loncat  dengan  melibatkan  asosiasi dan  imajinasi,sehingga dalam  memahami  bacaan  tersebut  kita dapat  menghubungkan  kalimat  yang  satu dengan  kata-kata  sendiri. Jadi dalam  teknik ini  tidak seluruh  kata/kalimat dibaca
Biasanya  kata-kata kunci yang  menjadi  perhatian  pembaca. Sebagai gambaran  nyata, teknik  ini bias diilustrasikan  seperti  kita  sedang  membaca Koran, mencari  judul-judul atau  topic berita yang  dianggap  menarik.
Langkah-langkah scanning :
Perhatikan  penggunaan  urutan  seperti ‘angka’, ‘huruf’, ‘langkah’, ‘pertama’, ‘kedua’, atau ‘selanjutnya’.
Carilah  kata yang  dicetak  tebal, miring  atau  yang  dicetak  berbeda  dengan  teks  lainnya.Terkadang  penulis  menempatkan  kata  kunci  di  batas  paragraf  Bacaan  apa  saja, baik itu  buku, majalah, atau  pun  surat kabar  harus  kita  baca  sesuai  dengan  tujuan  kita. Kita tidak boleh  diperbudak oleh  apa  yang  tercetak  dengan  membaca  semua yang  ada. Kita harus  berani  menjadi tuan, dan  bacaan  itulah  yang  menjadi  budak  kita, bukan  sebaliknya. Anda  perlakukan  seturut dengan  maksud  anda. Jika anda  tidak  membutuhkan  fakta-fakta dan ditailnya, maka  lompat i fakta dan detail  itu  dan  pusatkan  perhatian  untuk  cepat  menguasai  ide  pokoknya. Maka  gunakan  teknik  membaca  Skimming. Sebaliknya, jika  anda  hanya  membutuhkan  suatu  fakta  tertentu  saja, atau  informasi  tertentu  saja, atau   data  statistic  tertentu  saja, misalnya, anda  perlu  melompati  lainnya dan  langsung  mencari   ke  hal  tertentu  itu  saja. Maka dalam  hal  in i  digunakan  teknik  membaca Scanning. Jika anda  mempunyai  alasan  yang  tepat   untuk  melompat i  suatu bagian  atau   beberapa  bagian  dari  bacaan  yang  anda  hadapi, anda tidak akan  kehilangan  arti, bahkan  anda mendapat  keuntungan, yaitu cepat  menyelesaikan Jbacaan  dan  menjadi  bersemangat  membaca  bahan lain yang  dengan demikian anda  cepat  menguasai  informasi  dan  gagasan  lebih  banyak lagi. Sekalipun sebelum  ini  barang  kali  anda  belum  mempelajari  Skimming dan  Scanning, pasti  anda  pernah  melakukannya  terutama disaat  anda dalam  ketergesahan. Cara ini akan  amat  bermanfaat sekali  jika anda  secara  lebih  sadar  melakukannya  dalam  situasi  apa pun  dan  untuk  bacaan  apa pun, baik buku, surat kabar, surat-surat  bisnis  maupun  bahan-bahan lain.

B. Bagian yang dapat dilompati
Beberapa bagian yang dapat dilompati dapat diuraikan di bawah ini:
Anda dapat  melompat i definisi, batasan  tertentu  atau  keterangan dan detail yang  telah  anda ketahui dari  buku lain, dan  anda  merasa telah  cukup  menguasainya. Akan tetapi, janga n melompat i  keseluruhan  bagian itu, perhatikanlah  barangkali ada yang  mengandung  gagasan baru, layangkanlah  pandangan  dengan kecepatan  tinggi ke paragraf-paragraf  itu, barangkali ada gagasan baru. Dan  lambatkan  pada  bagian  yang  mengandung  gagasan  baru  itu, atau  bagian yang  menarik dan berharga untuk dibaca.
     Anda dapat melompati bagian-bagian  yang berisi  informasi yang tidak memenuhi tujuan anda  membaca. Misalnya, jika anda  membaca  suatu  biografi dan  anda  membutuhkan  pandangan politik orang tersebut, sedangkan bab pertama membicarakan  detail  kehidupannya di masa  kecil, maka bagian  ini dapat anda  lompati.
 Adakalanya penulis dalam  membuat analisis  permasalahan  mengawalinya dengan  beberapa contoh. Jika anda  telah  membaca  satu atau dua contoh dan  anda  merasa  sudah cukup  menangkapi  idenya, maka anda dapat melompati contoh  lainnya.
Ada juga penulis dalam  mengawali bab baru  menyajikan  ringkasan  bab sebelumnya. Jika anda baru saja  membaca bab  sebelumnya  itu dan anda  merasa cukup  menguasainya, ringkasan  itu dapat anda lompati.







C. Gerak mata dalam Skimming dan Scanning
Skimming dan Scanning  bukanlah  pekerjaan ringan. Kita harus  bekerja keras, tidak boleh  seenaknya atau  santai  dalam  memperaktekan  Skimming  dan Scanning ini. Dengan demikian, daya guna cara membaca  ini  dapat  kita  rasakan.
SCANNING
Scanning  adalah  suatu teknik  membaca  untuk  mendapatkan  suatu  infiormasi  tanpa  membaca yang  lain.  Jadi  langsung  ke masalah  yang  dicari, yaitu :
a. Fakta khusus
b. Informasi tertentu
Usaha untuk  menemukan yang  dicari itu, harus cepat dan  akurat (100%). Dalam sehari-hari  Scanning  digunakan untuk :
Mencari nonor  telepon
Mencari kata pada kamus
Mencari Entri  pada Indeks
Mencari angka-angka statistic
Melihat acara siaran TV
Melihat daftar  perjalanan
Jenis-Jenis Scanning
Scanning Prosa
Scanning  prosa  maksudnya  adalah  mencari  informasi  topic  tertentu dalam sebuah  bacaan, yaitu dengan  mencari  letak di bagian  mana  dari tulisan itu yang  memuat  informasi  yang  dibutuhkan. Caranya  adalah  sebagai  berikut :
Anda  mesti  mengetahui  kata  kunci yang  menjadi  petunjuk (clue Words). Misalnya, untuk  mengetahui  suatu  penduduk daerah  tertentu dengan  kata kunci: sukses, demografi, kependudukan, pemukiman, dan lain-lain. Kenali Organisasi  tulisan  dan  struktur  tulisan, untuk  memperkirakan  letak   jawaban. Lihat juga gambar, grafik, ilustrasi, table, tentunya  jika ada  hubungannya  maka  akan ada. Cobalah  cari pula  melalui daftar isi dan indeks.
Gerakkan  mata secara  sistematik dan cepat : seperti anak panah, langsung ketengah dan  meluncur  ke bawah atau dengan  cara  pola-S atau Zigzag Setelah  menemukan  tempatnya, lambatkan  ke cepatan  membaca  untuk meyakinkan  kebenaran  apa  yang anda cari.
Scanning Informasi Topik tertentu
Untuk  menulis suatu  masalah yang  akan  menjadi  suatu  artikel yang  utuh, atau  suatu  bagian dari  buku, seorang  penulis  tidak dapat  hanya  mendasarkan  diri  pada  satu sumber. Untuk  mengumpulkan  bahan-bahan  mengenai  topic tertentu, seorang  penulis tidak perlu  membaca  seluruh bagian buku, tetapi cukup dengan  scanning, menemukannya  melalui  daftar  isi  dan  indeks, serta alat-alat visual, seperti  grafik. Lokasi atau  letak topic  tertentu  harus cepat  ditemukan dengan  mengantisipasi  beberapa  kemungkinan. Pencariaan  itu harus  cepa t  sekali  dilakukan  sehingga kita dapat  beralih dari satu buku  ke  buku-buku  yang  lainnya.
Scanning Kata di Kamus
Sementara  membaca, jangan terlalu  cepat melihat kamus apabila menemui kata sulit  karena selain  mengganggu  konsenterasi  juga memperlambat membaca. Dapat  mungkin dikaitkan  dalam  konteks  yang ada, tetapi  apabila kata itu sangat  vital untuk  paragraph  yang  bersangkutan, dan ternyata sulit  umtuk  ditemukan dalam  konteks, maka  tidak ada  salahnya dilihat dalam  kamus. Usahakan suatu  kali mempelajari terlebih dahulu kamus yag and miliki kamus biasanyai  terdiri dari tigama bagian utama yang  bagian  penaduluan,isi dan  tambaha




BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Skimming  adalah  upaya  untuk  mengambil  inti sari dari  suatu  bacaan, berupa  ide pokok  atau  detail  penting  tersebut yang  berada  di  awal, di tengah, atau  di  akhir.
Sedangkan  Scanning  adalah  teknik  membaca  cepat  untuk  memperoleh informasi  tanpa  membaca  yang  lain, tetapi langsung .
Selain  untuk  mendapatkan  gagasan  utama  dari  sebuah  teks. Untuk mengetahui  apakah  suatu  artike l  sesuai dengan  apa  yang  kita cari. Untuk menilai  artikel  tersebut, apakah  menarik  untuk  dibaca  lebih  lanju t  secara  mendetail. Kecepatan  membaca  secara  skimming  biasanya  sekitar 3-4 kali  lebih cepat dari  membaca  biasa.
Teknik  membaca  memindai (scanning) adalah  teknik  menemukan informasi  dari  bacaan  secara  cepat, dengan  cara  menyapu  halaman  demi halaman  secara  merata, kemudian  ketika  sampai  pada  bagian  yang  dibutuhkan, gerakan  mata  berhenti. Mata  bergerak  cepat, meloncat-loncat, dan  tidak  melihat kata  demi  kata.

B. Saran
Bahasa  Indonesia  tidak  akan  tetap  terjaga  apa bila tidak di  adakan  pusat  bahasa dan  balai  bahasa  serta tempat  pelatihan dan  pengajaran  tentang bahasa.Dari  makalah  ini di harap pembaca  meneliti  lebih  jauh  tentang  teknik membaca  dalam  pembelajaran, teknik  membaca  ini berguna untuk  mencari informasi  lebih cepat.


DAFTAR PUSTAKA

Darmawati, Uti. 2009. Detik Detik Ujian Nasional  Bahasa Indonesia. Klaten: PT Intan  Prawira
 Taufik, Imam. 2007. Kompeten  Berbahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga