PENYUNTINGAN NASKAH DALAM SEBUAH KARYA ILMIAH
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Sebagai makhluk sosial, manusia memerlukan
komunikasi untuk berinteraksi dengan lingkungannya.Boleh dikatakan, tiada hari
dalam hidup kita yang terlewat tanpa komunikasi. Dalam berkomunikasi, terjadi
penyaluran informasi dari satu pihak kepada pihak lain melalui sarana tertentu.
Sarana ini tentu saja beragam bentuknya, mulai dari yang paling sederhana
seperti bahasa tubuh, sampai yang paling canggih seperti internet. Salah satu
sarana komunikasi yang sudah akrab dengan kehidupan kita adalah media massa,
baik media cetak maupun elektronik.
Secara umum, media massa menyampaikan informasi
yang ditujukan kepada masyarakat luas. Karena ditujukan kepada masyarakat luas,
maka informasi yang disampaikan haruslah informasi yang menyangkut kepentingan
masyarakat luas, atau yang menarik perhatian mereka
Agar informasi dapat sampai ke sasaran (khalayak
masyarakat) sesuai yang diharapkan, maka media massa harus mengolah informasi
ini melalui proses kerja jurnalistik. Dan informasi yang diolah oleh media
massa melalui proses kerja jurnalistik ini merupakan apa yang selama ini kita
kenal sebagai berita. Secara umum, kita dapat menyebutkan bahwa media massa
merupakan sarana untuk mengolah peristiwa menjadi berita melalui proses kerja
jurnalistik.
Dengan demikian, jelaslah bahwa peristiwa memiliki
perbedaan yang sangat konseptual dengan berita.Peristiwa merupakan kejadian
faktual yang sangat objektif, sementara berita merupakan peristiwa yang telah
diolah melalui bahasa-bahasa tertentu, dan disampaikan oleh pihak tertentu
kepada pihak-pihak lain yang memerlukan atau siap untuk menerimanya.
Agar informasi yang ingin disampaikan kepada
masyarakat dapat diterima dengan baik. Maka salah satu proses kerja jurnalistik
adalah bagian peyuntingan. Bagian ini bertugas khusus dalam hal yang berkaitan
langsung dengan naskah yang akan diterbitkan. Ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan dengan cermat dan seksama oleh penyunting adalah masalah ejaan,
tatabahasa, kebenaran fakta, legalitas, konsistensi, gaya penulis, konvensi
penyuntingan naskah, dan gaya penerbit
B.
Tujuan
Setiap sesuatu yang ada
didunia ini pasti mempunyai tujuan tersendiri tak terkecuali makalah ini, yang
pastinya juga mempunyai tujuan yang ingin dicapai oleh penulis.Adapun tujuan
nya adalah untuk mengetahui penyuntingan naskah dalam sebuah karya ilmiah.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Penyuntingan Naskah
Menurut KBBI (2007:1106) definisi penyuntingan adalah proses, cara,
perbuatan menyunting atau sunting-menyunting. Sedangkan definisi menyunting
adalah
1. menyiapkan
naskah siap cetak atau siap terbit dengan memperhatikan segi sistematika
penyajian, isi, dan bahasa (menyangkut ejaan, diksi, dan struktur kalimat).
2. merencanakan
dan mengarahkan penerbitan (surat kabar, majalah).
3. menyusun
atau merakit (film, pita rekaman) dengan cara memotong-motong dan memasang
kembali.
Untuk menjadi penyunting naskah ada beberapa
persyaratan yang harus dipenuhi oleh seseorang. Persyaratan itu meliputi penguasaan
ejaan bahasa Indonesia, penguasaan tata bahasa Indonesia, ketelitian dan
kesabaran, kemampuan menulis, keluwesan, penguasaan salah satu bidang keilmuan,
pengetahuan yang luas dan kepekaan bahasa.
Salah satu tugas dan kewajiban ilmuwan (scientist)
dan pandit (scholars) yang melakukan penelitian ialah melaporkan hasil
kegiatannya kepada masyarakat lingkungan yang mendukungnya.Laporan ittu harus
ditulis selengkapnya secara jelas, tepat tetapi singkat dan lugas untuk
kemudian diterbitkan. Dalam proses penyiapan penerbitan laporan itu terlibat
penyunting yang akan membantu pengolahan naskah tertulis untuk menjadi bahan
tercetak yang akan disampaikan ke masyarakat luas untuk dibaca.
Salah satu tugas pokok penerbit adalah menerbitkan
naskah pengarang/penulis menjadi buku. Definisi naskah sendiri menurut KBBI
(2007:776) adalah
- karangan
yang masih ditulis dengan tangan
- karangan
seseorang yang belum diterbitkan
- bahan-bahan
berita yang siap untuk diset
Perlu ditekankan sekali lagi bahwa tugas penyunting
karya terbatas pada pengolahan naskah menjadi suatu bahan yang siap , dan
menawasi pelaksaan segi teknis sampai naskah tadi . penyunting bukan penerbit,
jadi mereka tidak bertanggung jawab atas masalahkeuangan, penyebaluasan serta
pengelolaan suatu penerbitan. Para penyunting bertanggung jawab atas isi dan
bukan atas produksi bahan yang diterbitkan.
B.
Tujuan Penyuntingan
Tujuan Penyuntingan yang dilakukan oleh para
penyunting adalah sebagai berikut.
- Untuk
menjadikan taipskrip sebagai karya yang sempurna yang dapat dibaca dan
dihayati dengan mudah oleh pembaca apabila diterbitkan kelak.
- Untuk
memastikan pengaliran atau penyebaran idea daripada penulis kepada pembaca
dapat disampaikan dalam bahasa yang gramatis, jelas, indah dan menarik.
- Untuk
menjadikan persembahan e-buku yang akan diterbitkan itu dapat
menggambarkan nilai dan identiti karya itu sendiri sehingga dapat menarik.
minat pembaca.
- Untuk
memastikan pengaliran dan fakta berkenaan disampaikan dengan jelas, tepat,
dan tidak menyalahi agama, undang-undang, dan norma masyarakat.
Dalam penyuntingan, kita mengenal dua tahap
penyuntingan, yaitu penyuntingan substansif dan penyuntingan kopi. Berdasarkan
tahap-tahap penyuntingan yang ada, maka ada beberapa tujuan lain dari
penyuntingan.
- Penyuntingan
Substantif
Tujuan penyuntingan subtantif dilakukan adalah
untuk memastikan hasrat atau idea penulis dapat disampaikan setepat, sepadat,
dan sejelas yang mungkin. Semasa membuat penyuntingan subtantif, editor akan
membaca taipskrip sepintas lalu dengan memberikan tumpuan kepada kandungan,
pendekatan secara menyeluruh, bahasa, susunan atau konsep taipskrip berkenaan.
Berdasarkan hal diatas, editor akan membuat teguran
dan cadangan kepada penulis untuk sama ada melengkapkan taipskrip, menulis
semula, menyusun semula, menggugurkan atau memotong bahagian teks atau
ilustrasi yang tidak perlu, dan membuat tambahan.
Berikut ialah perkara yang perlu diteliti semasa
penyuntingan substantif:
a)
Tajuk tepat dan jelas
b)
Pembahagian bab dan tajuk kecil jelas
c)
Adanya kesinambungan antara bahagian, bab dan
paragraf.
d)
Keseimbangan antara setiap bab dan paragraf.
e)
Taipskrip tidak bertentangan dengan undang-undang,
moral dan agama.
f)
Penguasaan bahasa, keselarasan istilah dan ejaan.
g)
Bahan awalan, teks dan akhir hendaklah lengkap
mengikut halamankandungan.
h)
Petikan bahan daripada karya lain telah mendapat
keizinan.
- Penyuntingan
Copy
Tujuan penyuntingan kopi adalah untuk menghapuskan
semua halangan yang wujud antara pembaca dengan apa yang hendak disampaikan
oleh penulis. Penyuntingan kopi memerlukan perhatian yang teliti terhadap
setiap butiran di dalam taipskrip.
Editor perlu berpengetahuan tentang apa yang patut
disunting dan gaya yang patut diikuti di samping mempunyai kebolehan untuk
membuat keputusan dengan cepat, lojik, dan yang boleh dipertahankan. Semasa
membuat suntingan kopi, editor akan membaca taipskrip berkenaan dengan teliti,
iaitu membaca perkataan demi perkataan, ayat demi ayat, baris demi baris dan
kadang-kadang melihat huruf demi huruf. Kebanyakan daripada masa penyuntingan
itu, editor akan berurusan dengan hal penyusunan, bahasa dan kebolehbacaan
taipskrip itu.
Tahapan dalam penyuntingan kopi:
a)
Membuat penyuntingan baris demi baris.
b)
Memberi tumpuan khusus kepada fakta dan bahasa.
c)
Memastikan keselarasan ejaan, istilah dan gaya
bahasa.
d)
Memastikan ketepatan dan keselarasan ilustrasi dan
bahan lain dalam teks tersebut.
Berikut ialah hal-hal yang perlu diteliti semasa
penyuntingan kopi:
a)
Fakta - Pastikan semua butiran dalam teks betul.
Editor perlu menyemak dengan teliti untuk memastikan ketepatan. Kadang-kadang
kesilapan fakta boleh berlaku semasa teks ditaip.Contohnya, papan lapis menjadi
papan lapik dan tidak mahal harganya menjadi mahal harganya.Selain itu ada
sesetengah pernyataaan yang tidak tepat dan berunsur negatif sehingga boleh
membawa kepada tindakan undang-undang.
b)
Bahasa, bahasa yang dimaksud mencakup.
1)
Diksi ialah pemilihan penggunaan kata-kata. Dalam
hal ini editor kopi perlu memastikan
2)
kata-kata yang dipilih berkesan dari segi maksud
dan
3)
kata-kata yang dipilih sesuai dengan laras bahasa
yang digunakan.
C.
Kode Etik Penyuntingan Naskah
Dalam penyuntingan naskah, ada rambu-rambu yang
perlu diperhatikan penyunting naskah sebelum mulai menyunting.Dengan demikian,
tidak terjadi persoalan/masalah di kemudian hari, terutama dalam kaitannya
dengan penulis/pengarang.Rambu-rambu ini merupakan pedoman/pegangan bagi
penyunting dalam menyunting naskah.Rambu-rambu inilah yang kita sebut “Kode
Etik Penyuntingan Naskah”.Adapun kode etik dalam penyuntingan naskah adalah:
1. Penyunting naskah wajib mencari informasi
mengenai penulis naskah sebelum mulai menyunting naskah.
2. Penyunting
naskah bukanlah penulis naskah.
3. Penyunting
naskah wajib menghormati gaya penulis naskah.
4. Penyunting
naskah wajib merahasiakan informasi yang terdapat dalam naskah yang
disuntingnya.
5. Penyunting
naskah wajib mengonsultasikan hal-hal yang mungkin akan diubahnya dalam naskah.
6. Penyunting
naskah tidak boleh menghilangkan naskah yang akan, sedang, atau telah
disuntingnya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan diatas, dapat disimpulkan
bahwa penyuntingan adalah proses, cara, perbuatan menyunting atau
sunting-menyunting yakni menyiapkan naskah siap cetak atau siap terbit dengan
memperhatikan segi sistematika penyajian, isi, dan bahasa (menyangkut ejaan,
diksi, dan struktur kalimat).Sedangkan naskah adalah karangan yang masih ditulis
dengan tangan atau karangan
seseorang yang belum diterbitkan.
B. Saran
Jurnalistik merupakan ilmu terapan yang bisa
didapatkan secara otodidak, kursus, baca, dan latihan secara intensif.Namun
jika hendak mendalaminya secara keilmuan atau akademis, tentu saja harus masuk
pendidikan formal. Dalam jurnalistik penyuntingan merupakan sebuah bagian atau
proses dari terbitnya sebuah berita atau sebagainya. Dalam mendalami tentang
dunia jurnalistik terutama penyuntingan, sangat dituntut pemahaman tentang penggunaan
kaidah bahasa Indonesia. Karena hal ini akan menunjang profesionalisme seorang
penyunting. Selain itu, pemahaman tentang teori atau ilmu tentang penyuntingan
akan sangat bermanfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar