RAGAM, KEDUDUKAN DAN FUNGSI BAHASA INDONESIA
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Ragam-ragam Bahasa
Indonesia
Ragam bahasa Indonesia
pada hakikatnya adalah variasi penggunaan bahasa oleh para penutur bahasa itu.
Dengan konsep itu, keberadaan bahasa Indonesia resmi (Baku) dalam penggunaan
bahasa Indonesia oleh para penuturnya merupakan salah satu bentuk variasi
bahasa dari variasi bahasa Indonesia lainya. Hal penting yang perlu dipahami
adalah bahwa bahasa Indonesia resmi digunakan pada tempat atau suasana yang
resmi atau hal lain yang menjadi alasan digunakan bahasa resmi tersebut.
Ragam bahasa Indonesia
dibedakan Alwi (1998:3–6) berdasarkan penutur bahasa dan
berdasarkan jenis pemakaian bahasa. Ragam bahasa Indonesia bedasarkan penutur
diperinci menurut tinjauan (1) daerah, (2) pendidikan
dan (3) sikap penutur. Ragam bahasa Indonesia berdasarkan jenis
pemakaian bahasa diperinci menurut tinjauan (1) bidang/pokok persoalan, (2)
sarananya, dan (3) gangguan percampuran. Ragam-ragam bahasa
Indonesia dapat dijelaskan berikut ini.
1. Berdasarkan Daerah Asal Penutur
Ditinjau berdasarkan daerah asal penutur, bahasa Indonesia yang digunakan
oleh orang Indonesia memiliki variasi atau ragam. Ragam-ragam bahasa Indonesia
dari sudut daerah penutur ini sering disebut dengan logat. Dengan
demikian akan terdapat beberapa ragam bahasa Indonesia yakni bahasa Indonesia
logat Batak, bahasa Indonesia logat Minangkabau, bahasa Indonesia logat Jawa,
bahasa Indonesia logat Aceh, bahasa Indonesia logat Sunda, bahasa Indonesia
logat Bali, bahasa Indonesia logat Menado, bahasa Indonesia logat Melayu dan
sebagainya.
2. Berdasarkan Pendidikan Penutur
Berdasarkan sudut pandang pendidikan para penuturnya, bahasa Indonesia
dibedakan atas beberapa ragam atau variasi. Dari sudut itu, kelihatan bahasa
Indonesia memiliki variasi penggunaannya. Bahasa Indonesia yang digunakan oleh
orang yang berpendidikan berbeda dengan bahasa Indonesia yang digunakan
oleh orang yang tidak berpendidikan. Oleh karena itu, dapat dibedakan
adanya bahasa Indonesia ragam orang berpendidikan dan bahasa Indonesia
ragam orang tidak berpendidikan.
3. Berdasarkan Sikap Penutur
Ragam bahasa Indonesia berdasarkan sikap penutur dapat dibedakan atas
beberapa macam. Ragam bahasa menurut sikap penutur penggunaan bahasa
Indonesia itu dapat pula disebut dengan langgam atau gaya. Oleh karena itu,
bahasa Indonesia yang digunakan para penutur berdasarkan sikapnya dapat
dibedakan atas beberapa macam yakni bahasa Indonesia dengan resmi; bahasa
Indonesia ragam akrab, bahasa Indonesia ragam santai, dan sebagainya.
4. Berdasarkan Pokok Persoalan
Bahasa indonesia ditinjau berdasarkan pokok persoalan yang dibicarakan
dapat pula dibedakan atas ragam-ragam bahasa Indonesia itu. Setiap pokok
persoalan atau bidang yang dibicarakan telah memperlihatkan variasi
bahasa Indonesia sesuai dengan bidang itu. Bahasa Indonesia
yang digunakan dalam bidang Militer telah diperlihatkan kekhasannya atau
variasi dengan bahasa Indonesia yang dapat digunakan dalam bidang Kedokteran,
sebagai misal. Pengungkapan adanya operasi dalam bidang
Kedokteran akan berbeda dengan mengungkapan adanya operasi
dalam bidang Militer. Jadi, ragam bahasa menurut pokok persoalan
dibedakan adanya ragam bahasa bidang agama, politik, militer, teknik,
kedokteran, seni, dan sebagainya.
5. Berdasarkan Sarana
Bahasa Indonesia, dilihat berdasarkan sarananya, dapat dibedakan atas
ragam bahasa Indonesia lisan dan ragam bahasa Indonesia tertulis. Bahasa
Indonesia lisan masing-masing memiliki variasi dengan bahasa Indonesia tulis.
Bahasa Indonesia tulis tidak lagi persis sama dengan bahasa Indonesia lisan.
Hal itu terjadi karena bahasa Indonesia tulis telah diatur dengan sistem atau
aturannya sendiri. Akhirnya, bahasa Indonesia lisan memiliki kekhasan dan
bahasa Indonesia tulis juga memiliki kekhasan. Namun, kadang-kadang perlu
dicermati tidak semua bahasa Indonesia yang lisan sebagai ragam lisan karena
mungkin yang lisan itu pada hakikatnya adalah bahasa Indonesia ragam tulis yang
dilisankan seperti dalam berita radio, pembacaan naskah, pidato menggunakan naskah,
dan sebagainya.
Bahasa ragam lisan jelas memiliki perbedaan dengan bahasa ragam
tulis. Lyons (1977:69) mengemukakan secara mendasar
perbedaan bahasa ragam lisan dan bahasa ragam tulis terlihat pada ciri (1)
perbedaan tingkat pementingan unsur gramatika, leksikal, prosodi, dan
paralingual; (2) perbedaan perlengkapan unsur; dan (3) adatidaknya
sifat kespontanan. Berdasarkan ciri itu akan terlihat perbedaan bahasa ragam
lisan dan ragam tulis secara nyata. pada intinya ragam bahasa Indonesia lisan
dan ragam bahasa Indonesia tulis dapat dilihat kekhasanya masing-masing dari
aspek: (1) kosakata yag dimilikinyadan (2) struktur
kalimat yang digunakanya.
6. Berdasarkan Gangguan Percampuran
Bahasa Indonesia berdasarkan Pemakaiannya telah memperlihatkan adanya
percampuran dengan bahasa asing dengan yang tidak mengalami percampuran. Hal
itu terlihat bila bahasa Indonesia digunakan oleh para penuturnya terutama
penutur di tingkat atas. Oleh karena itu, pada dasarnya bahasa Indonesia dapat
dibedakanatasa ragam bahasa Indonesia mengalami percampuran dengan ragam bahasa
Indonesia yang tidak mengalami percampuran. Untuk menambah khasanah pemikiran
tentang ragam bahasa indonesia ada baiknya dikemukakan ragam kreatif bahasa
Indonesia menurut Sudaryanto. (1997:50) yakni: (1) bahasa
Indonesia ragam jurnalistik; (2) bahsa Indonesia ragam literer;
(3) bahasa Indonesia ragam filosofik; (4) bahasa
Indonesia ragam akademik; (5) bahasa Indonesia ragam bisnis.
Penjelasan keterkaitankeima ragam ituakan dijelaskan berikut ini.
Bahasa Indonesia ragam jurnalistik berada ditengah keempat ragam yang
lain. Bahasa Indonesia ragam jurnalistik eksis ditengah pengaruh dan
mempengaruhi keempat ragamyang lain tersebut. Kepolosan merupakan alas utama
ragam jurnalistik dengan menggunakan daya lugas mengimformasi fakta. Ragam
literer atau ragam sastra dengan alas utama kepekaan mengunakan daya kejut
mengimanijasi.
Ragam filosofik muncul dengan alas kearifan menggunakan daya tualang
berkontemplasi atau daya renung. Ragam akadimik menggunakan alas kejernihan
dengan daya canggih mengbtraksi. Ragam bisnis menggunakan alas keramahan dengan
daya jerat menyugesti.
B. Kedudukan Bahasa Indonesia
Bertolak dari sejarah
pertumbuhan bahasa Melayu menjadi bahasa Indonesia yang dijelaskan sebelumnya
dapat dilihat kedudukan bahasa Indonesia itu di bumi Indonesia ini. Berdasarkan
kedudukanya itu dapat pula diurai fungsi-fungsi yang diemban oleh bahasa
Indonesia.
Kedudukan bahasa
Indonesia pada dasarnya dapat dibedakan atas dua yang bertolak dari sejarah
pertumbuhanya.
1. Kedudukan
Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Nasional
Kedudukan yang paling dahulu muncul dari bahasa
Indonesia adalah kedudukan bahasa
Indonesia sebagai bahasa nasional.
Kedudukan itu melekat sejak sumpah pemuda tahun 1928 dengan ikrar yang ketiga berbunyi menjoenjoeng tinggi bahasa persatoean bahasa Indonesia. sejak tanggal 28 Oktober 1928 ini secara resmi telah diakui adanya bahasa Indonesia dan mempunyai kewajiban untuk menjunjung tinggi bahasa pemersatu bangsa dengan berbagai etnis yang ada.
Kedudukan itu melekat sejak sumpah pemuda tahun 1928 dengan ikrar yang ketiga berbunyi menjoenjoeng tinggi bahasa persatoean bahasa Indonesia. sejak tanggal 28 Oktober 1928 ini secara resmi telah diakui adanya bahasa Indonesia dan mempunyai kewajiban untuk menjunjung tinggi bahasa pemersatu bangsa dengan berbagai etnis yang ada.
2. Kedudukan Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Negara
Beriringan dengan sejarah
perjalanan bangsa indonesia yang merdeka 17 Agustus 1945, sehari sesudahnya
pada tanggal 18 Agustus 1945 diakui keberadaan bahasa Indonesia sebagai bahasa
negara. Kedudukan itu temaktub dalam pasal 36 UUD 1945 yang berbunyi Bahasa
negara adalah bahasa Indonesia. Jadi, tanggal 18 Agustus 1945 yang
disahkannya UUD 1945 berarti kedudukan bahasa Indonesia juga sebagai bahasa
negara selain memiliki kedudukan sebagai bahasa nasional yang ada sejak tanggal
28 Oktober 1928.
Masalah kedudukan bahasa
Indonesia dalam kehidupan berbangsa dan kehidupan bernegara dapat dibedakan
berikut ini. Kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional diembannya
dalam persoalan kehidupan berbangsa bukan dalam kehidupan bernegara. Demikian juga,
Kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa negara diembannya dalam persoalan
kehidupan bernegara bukan dalam kehidupan berbangsa.
C.
Fungsi Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia
memiliki fungsi sejalan dengan kedudukan bahasa indonesia itu sebagai bahasa
nasional dan sebagai bahasa negara. Halim
(1979:50) menjelaskan Empat fungsi bahasa Indonesia dalam kedudukanya
sebagai bahasa nasional. Selain itu, Halim (1979:52) juga menjelaskan
Empat fungsi bahasa Indonesia dalam kedudukannya sebagai bahasa negara.
Fungsi-fungsi bahasa Indonesia dijelaskan berikut ini.
Empat Fungsi Bahasa
Indonesia Dalam Kedudukannya Sebagai Bahasa Nasional:
1. Bahasa Indonesia berfungsi sebagai lambang kebanggaan nasional. Seluruh
bangsa Indonesia patut bangga dengan adanya satu bahasa nasional di antara
berbagai bahasa daerah dengan etnis yang berbeda-beda. Bangsa Indonesia memang
unik karena terdiri dari berbagai etnis dan berbagai bahasa daerah. Namun
demikian, pemikir bangsa Indonesia pada masa lalu mampu menetapkan satu bahasa
nasional. satu bahasa nasional di antara banyaknya penutur yang memiliki bahasa
pertama (bahasa daerah) yang berbeda-beda itu merupakan suatu kebanggan bangsa
kita. Barangkali, tidak banyaklah bangsa yang memiliki satu bahasa nasional
yang dipakai secara luas dan dijunjung tinggi oleh berbagai etnis itu.
2. Bahasa Indonesia berfungsi sebagai lambang identitas nasional.
Bangsa Indonesia terdiri berbagai etnis atau suku bangsa. Dengan kondisi
bangsa Indonesia yang beragam itu, bahasa Indonesia berfungsi sebagai lambang
identitas nasional. Kita perlu membangun kepercayaan diri bangsa kita.
Untuk itu, kita memerlukan identitas bangsa. Jadi, identitas bangsa Indonesia,
salah satunya dapat diwujutkan melalui bahasa nasional. Artinya,
bansa Indonesia dengan berbgai suku dan berbagai bahasa daerah itu dapat
diidentikkan sebagai sebuah bangsa melalui satu bahasa nasional yakni bahasa
Indonesia.
3. Bahasa Indonesia berfungsi sebagai alat pemersatu berbagai suku
bangsa. Artinya, bahasa Indonesia berfungsi sebagai alat yang meyakinkan
penyatuan berbagai-bagai suku bangsa dengan latar belakang sosial budaya dan bahasanya
masing-masing ke dalam kesatuan kebangsaan Indonesia. Oleh bangsa Indonesia
masih bisa bertahan sebagai suatu bangsa karena tetap dipersatukan oleh satu
bahasa nasional yaitu bahasa Indonesia.
4. Bahasa Indonesia berfungsi sebagai perhubungan antardaerah antarbudaya.
jika bangsa kita tidak memiliki satu bahasa nasional, maka permasalahan utama
yang pasti akan muncul adalah hambatan komunikasi di antara suku bangsa.
Indonesia memiliki suku dan bahasa daerah yang sangat beragam. Keberagaman suku
dan bahasa daerah itu akan terasa sekali si wilayah Indonesia timur. Dua
wilayah yang dibatasi oleh sebuah bukit, dapat pula terdiri atas sua suku yang
berbeda dan dua bahasa yang berbeda pula. Demikian pula, dua pulau yang
berdekatan, dapat pula terdiri atas dua suku yang berbeda dan dua bahasa yang
berbeda pula. Oleh karena itu, masalah komunikasi di antara berbagai suku dan
bahasa daerah yang berbeda itu dapat diatasi dengan adanya satu bahasa nasional
yakni bahasa Indonesia.
BAB III
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Keberadaan bahasa
Indonesia resmi (Baku) dalam penggunaan bahasa Indonesia oleh para penuturnya
merupakan salah satu bentuk variasi bahasa dari variasi bahasa Indonesia
lainya. Hal penting yang perlu dipahami adalah bahwa bahasa Indonesia resmi
digunakan pada tempat atau suasana yang resmi atau hal lain yang menjadi alasan
digunakan bahasa resmi tersebut. Ragam bahasa Indonesia bedasarkan penutur
diperinci menurut tinjauan (1) daerah, (2) pendidikan
dan (3) sikap penutur. Ragam bahasa Indonesia berdasarkan jenis
pemakaian bahasa diperinci menurut tinjauan (1) bidang/pokok persoalan, (2)
sarananya, dan (3) gangguan percampuran. Kedudukan bahasa
indonesia pada dasarnya dapat dibedakan atas dua yang bertolak dari sejarah
pertumbuhannya (1) kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional, (2)
kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa negara.
B.
Saran
DAFTAR
PUSTAKA
http://pengembanganbahasa4.wordpress.com/tag/kedudukan-bahasa-indonesia/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar